BatamNesia.com – Sebuah pemaknaan mendalam tentang dedikasi seorang pendidik tergambar dalam Upacara Peringatan Hari Guru Nasional ke-80 di SMKN 2 Batam, Selasa (25/11/2025). Meski diguyur hujan lebat sejak awal, para guru dengan teguh berdiri di lapangan, membasahi seragam mereka, sementara para siswa diperintahkan untuk berlindung demi keselamatan.
Pemandangan mengharukan itu menyimbolkan keteguhan hati para guru yang tak pernah surut, bahkan ketika menghadapi badai sekalipun. Mereka tetap pada posisinya, baik sebagai peserta maupun petugas upacara, menunjukkan keteladanan tentang arti konsistensi dan pengabdian.
Dalam suasana yang haru, Kepala SMKN 2 Batam, Refio, menyampaikan amanat upacara dengan suara yang bergetar penuh penghayatan. Ia membacakan pesan kebijakan penting dari Menteri Pendidikan mengenai perlindungan bagi tenaga pendidik.
“Laporan terhadap guru akan diakhiri dengan damai melalui penyelesaian restorative justice,” ucap Refio, menegaskan kebijakan yang dirancang untuk mencegah kriminalisasi guru dalam menjalankan tugas profesinya.
Ia menekankan bahwa guru memikul tanggung jawab ganda: tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga membentuk karakter dan menegakkan disiplin siswa. Untuk itu, perlindungan hukum merupakan sebuah keharusan yang harus sejalan dengan peningkatan profesionalisme.
“Guru membutuhkan payung hukum yang jelas agar dapat mendidik dalam koridor yang sehat dan bermartabat,” tambahnya.
Keteladanan dari Lapangan Basah
Upacara yang dikomandani oleh guru Bahasa Inggris, Naomi Cyntami, ini berjalan khidmat dari awal hingga akhir. Suara lantangnya memimpin jalannya upacara, tak tergoyahkan oleh rintikan air yang membasahi seluruh lapangan.
Kontras antara guru-guru yang basah kuyup di lapangan dan siswa-siswa yang menyaksikan dengan khidmat dari bawah teduhan, menciptakan sebuah gambaran simbolis yang kuat tentang peran guru sebagai pelindung dan garda terdepan pendidikan.
Di tengah cuaca yang tak bersahabat, sekolah juga menyematkan penghargaan kepada lima guru berprestasi sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka. Kelima guru tersebut adalah:
Devi Yanti (Guru Berdedikasi Tinggi)
Dewi Moethiawaty (Guru Berkolaborasi)
Syamsiah (Guru Berinovasi)
AR Wahyudi (Guru Beretos Kerja Baik)
Eka Wulandari (Guru Penggiat TEFA)
Pengumuman para guru berprestasi ini disambut gemuruh tepuk tangan meriah, memanaskan suasana yang dingin akibat hujan.
Dalam penutup amanatnya, Refio berharap peringatan Hari Guru ini tidak hanya menjadi ritual seremonial, tetapi juga menjadi pengingat untuk memperjuangkan dan memperkuat martabat guru sebagai pilar bangsa.
“Hari ini kita tidak hanya memperingati, tetapi juga memperjuangkan. Sebab, perlindungan bagi guru adalah syarat mutlak agar pendidikan Indonesia dapat berjalan dengan bermartabat,” tegasnya. ***
