Batam Nesia – Warga Perumahan Alamanda, Tanjunguban, Kecamatan Bintan Utara, kembali dibuat waswas setiap kali awan hitam menggantung di langit. Pasalnya, wilayah mereka sudah lama menjadi langganan banjir setiap musim hujan tiba.
Genangan air kerap muncul di kawasan Perumahan Alamanda hingga Pasar Baru Tanjunguban, bahkan sering membuat aktivitas warga lumpuh total.
Drainase Belum Tuntas, Air Masih Menggenang
Seorang warga yang enggan disebut namanya mengungkapkan kekhawatirannya. Ia menyebutkan bahwa meski pemerintah telah melakukan normalisasi drainase di Jalan Bhakti Praja, namun pekerjaan itu belum tuntas dan hanya mencakup sebagian ruas jalan.
“Airnya masih tergenang dan tidak tahu harus mengalir ke mana. Kalau begini terus, banjir pasti datang lagi,” keluhnya, Minggu (12/10/2025).
Ia berharap agar pemerintah segera menyelesaikan proyek normalisasi drainase secara menyeluruh, bukan sekadar tambal sulam di titik-titik tertentu.
“Kami butuh solusi jangka panjang, bukan bantuan sementara. Bantuan beras lima kilogram dan minyak satu liter tidak cukup menutupi kerugian kami setiap kali banjir datang,” tambahnya.
Pemerintah Akui Pekerjaan Masih Berlanjut
Lurah Tanjunguban Selatan, Jamal Abdel Nasser, membenarkan bahwa Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bintan telah melakukan normalisasi drainase di Jalan Bhakti Praja sepanjang 700 meter.
“Namun memang masih ada beberapa titik yang perlu dioptimalkan supaya aliran air bisa lancar,” jelas Jamal.
Menurutnya, Dinas PUPR juga telah menyusun rencana lanjutan untuk memperluas jaringan drainase dari Perumahan Indunsuri hingga ke simpang Indomaret.
Gotong Royong Jadi Langkah Awal Pencegahan
Selain proyek fisik, pihak kelurahan bersama masyarakat kini gencar melakukan kegiatan gotong royong guna membersihkan saluran air dan mencegah tersumbatnya jalur drainase.
“Hari ini kita gotong royong mulai dari Perumahan Alamanda hingga Jalan Simpang Pegadaian. Minggu depan, akan dilanjutkan dari Simpang Pegadaian sampai Pasar Baru,” katanya.
Jamal berharap kegiatan gotong royong ini bisa menjadi langkah konkret bersama antara pemerintah dan warga untuk mengurangi risiko banjir di wilayah Tanjunguban.
“Masalah banjir ini tidak bisa selesai hanya dengan proyek pemerintah. Diperlukan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat untuk menjaga lingkungan tetap bersih,” tutupnya. ***