Batam Nesia – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) telah mencapai sekitar 55 persen dari target 516.149 penerima manfaat. Namun, di balik capaian tersebut, muncul sejumlah temuan serius di lapangan yang memicu perhatian publik dan lembaga legislatif.
Beberapa kasus yang mencuat di antaranya dugaan keracunan makanan serta kelalaian penyajian berupa makanan berulat dan basi. Kondisi ini membuat DPRD Kepri mendesak pemerintah provinsi melakukan evaluasi total terhadap pelaksanaan program.
Legislator Kepri dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Aman, S.Pd., MM, menegaskan perlunya langkah cepat dan menyeluruh agar program MBG tetap berjalan sesuai tujuan awalnya.
“Harus dilakukan evaluasi secara menyeluruh,” tegas Aman, Kamis 9 Oktober 2025.
Program MBG merupakan salah satu program prioritas nasional Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Tujuannya untuk meningkatkan gizi anak sekolah, menekan angka stunting, serta memperkuat ketahanan pangan keluarga.
Gubernur Hentikan Dapur MBG Bermasalah
Gubernur Kepri Ansar Ahmad telah memerintahkan penghentian sementara operasional dapur MBG yang terbukti menyajikan makanan tidak layak konsumsi.
“Jadi sementara kita hentikan dulu operasionalnya untuk perbaikan,” ujar Ansar.
Sampel makanan yang diduga bermasalah telah dikirim ke Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk uji laboratorium. Hasil pemeriksaan akan menjadi dasar perbaikan dan penyempurnaan sistem pelaksanaan MBG.
Selain itu, Pemprov Kepri juga akan memperketat pengawasan melalui percepatan penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) bagi penyedia makanan. Sertifikat ini akan menjadi syarat wajib bagi pihak ketiga yang terlibat dalam program MBG ke depan.
“Kita arahkan pemda untuk lebih aktif. Mereka harus ikut dalam proses verifikasi kelayakan dapur produksi. Dengan SLHS, kualitas makanan akan lebih terjamin,” jelas Ansar.
Penerima manfaat program MBG terbanyak di Kepri adalah Kota Batam. Hingga awal Oktober 2025, capaian program MBG di Batam telah mencapai 62 persen dari total sasaran 220 ribu siswa SD dan SMP di bawah Dinas Pendidikan Kota Batam. Sebanyak 188.742 siswa dari 464 sekolah dan posyandu telah menerima manfaat program ini.
Saat ini, dari total 74 dapur MBG di Batam, sebanyak 59 dapur sudah beroperasi, dengan rata-rata satu dapur melayani 10 sekolah per kelurahan. Namun, satu dapur MBG di Kelurahan Sei Lekop ditutup karena diduga melanggar standar keamanan pangan, usai dugaan keracunan MBG terjadi di SDN 016 Sagulung. ***